18.3.11

gerutu (11)

tentang proyek itu.

 

sejak awal kami semua ragu. oh. mungkin bukan semua, sih. mereka berdua sepertinya merasa yakin. si perempuan mungil berkulit pucat itu. juragan air di thailand. dan dia. si anak orang kaya lulusan eropa. mereka berdua seperti starsky and hutch. hmmm. no. more like harry and loyd. lebih baik menganggap mereka berdua naif, daripada yang lain. bukan begitu? toh, otak-otak jenius mereka terlanjur dipenuhi semilyar teori tentang membantu orang miskin. atau negara terbelakang.

 

tetap saja, aku yang paling ragu. waktu itu, si perempuan mungil berbicara dengan ngotot. mungkin dia pikir aku bodoh. atau tuli. tidak mengerti bahwa ia ingin punya proyek. di sini. bahwa departemennya punya uang. (padahal tidak banyak juga. sedikit sekali malah). aku sudah tahu itu. yang aku mau tahu adalah seperti apa proyeknya. jambankah. sumurkah. pipakah. dengan kontraktorkah. kuli masyarakatkah. apa? beritahu aku. aku lidahmu di sana. lidah, badan dan nyawamu. jika mereka melempar batu. atau membarikade jalan. atau meludah. bukan kau yang akan mengaduh. bukan kau yang rugi jika sesamaku membenci. maka, aku perlu tahu.

 

sahabatku bilang, tidak baik merasa paling pintar atau tidak ada yang baik di dunia ini. maka aku pun menghela nafas panjang. sepanjang egoku yang tidak ingin dibendung, namun harus. lalu, pelan-pelan kami mengikuti kemauan mereka berdua. lady harry and young loyd. jika mereka yang tanpa rencana saja yakin. kenapa kami para tukang kecap paranoid ini tidak? 'though we are wondering why they are the diplomats not us, we are good at flowery words and we always have plans. still, we hope god is making things easier for us. and in some ways prove that our paranoia is reasonable.

 

dan sekarang kami ada di pintu gerbang proyek itu. lapisan pertama. sementara waktu semakin larut. sesuai perkiraan, banyak yang harus dilalui. prosedur. instansi. komunitas. jalan jelek. barang-barang berharga terlalu mahal. kerumunan yang marah. kerumunan pemabuk. muda-mudi berpendidikan tanpa dedikasi. mereka lupa. negara ini berdaulat. sekaligus berlimpah masalah. kami punya mekanisme. itulah, mengapa aku perlu tahu.

 

as paranoia as i am. i am not a quitter. terutama jika menyangkut komitmen membangun bangsa. jadi, jika hari senin nanti di rapat rutin kalian ingin menggilasku for what i have to say. silakan. you started the mess, now you have to eat the shit. worry not, i will help you eating it. just like i always did.

Tidak ada komentar: