16.6.05

romantisme pabrikan

aku memang belum menemukannya
ia yang memberikan sebelah rusuknya untukku
jika mitos itu bukan bualan
tetapi
aku hanya ingin ia nanti membuat kami seperti kalian
yang meskipun kadang-kadang bertikai tentang materi
atau kebiasaan yang mengganggu
namun cukup menyamankan perasaanku
dan membuat sepasang mataku sejuk
saat kau mencuci baju kami semua
dan dia menemani
atau ketika dia bercerita
dan kau menimpalinya dengan antusias
semuanya selayak sepasang sahabat lama
yang segalanya mungkin lebih dari sekadar kebetulan yang menyenangkan
meskipun kalian tidak bertemu di sebuah bistro mewah di manhattan
yang mempertemukan jonathan dan sara
namun cukup di sebuah kos-kosan murah
ketika ia hanya seorang mahasiswa miskin
sedangkan yang satunya pegawai negeri rendahan
mungkin aku tidak akan pernah mengerti mengapa atau bagaimana
hanya jika saja nantinya aku di sana
aku akan tahu
mengapa dorothy loves jerry for the man he wants to be
and for the man he almost is
dan semoga ia akan do the dishes in our kitchen sink
and put me to bed when i had too much to drink
dan kami akan sama-sama
mengetahui our highest high and lowest low
supaya we know each other like we know ourselves inside out
kemudian kami akan selalu on each other’s back
sehingga things just won’t do without each other
dan those will be the moments we thank god that we’re alive
which we could not ask for more
kami akan saling mencintai dengan sederhana
walaupun tidak harus seperti kata-kata
yang tak sempat diucapkan oleh kayu
kepada api yang menjadikannya abu
yah, jika masa itu tiba
jika suatu saat aku harus
aku hanya tak ingin terjebak
dalam hubungan imajiner seorang individu terhadap kondisi sebenarnya
aku cuma ingin seperti mereka
yang melakukannya untuk menyelesaikan masalah
bukan untuk mencari masalah
itu saja.

13.6.05

inikah internasionalisasi?

sekali lagi aku meringis kecewa kepada mereka
yang konon pintar
mengapa harus kita yang beranjak ke luar
siapa lagi yang akan tinggal
apakah nanti aku akan tinggal sendiri di sini
merenta dan bertambah bodoh serta apatis
seraya mendendangkan “you all don’t know what it’s like being male middle class and white” sebagai pembenaran atas pembodohan
dan mencibir pada “40 tahun mengabdi, jadi guru jujur berbakti memang makan hati” karena muak pada kenyataan
mengapa harus selalu amerika inggris jepang prancis dan entah apa lagi
mereka sudah memiliki veto
masihkah mereka memerlukan keterpasrahan kita
apa gunanya mempelajari nasionalisme dan falsafah negara di PDPT
jika hanya membuat kita pontang-panting dengan ketidaksanggupan
sampai kapan kita akan menjadi kuli bermandor dollar
tahukah bahwa feminis di sana kadang tidak paham tentang filosofi jilbab
sadarkah bahwa di Yale kajian Sumeria adalah dampak Perang Minyak
ingatkah kita akan sampah yang menggunung dan wabah laten
kita lebih perlu kajian Bantargebang atau Keputih atau Polio atau Tentana
UI, UGM dan Unair lebih pantas membuat kajian Badui atau Tengger
kapan kita akan bersemangat Diponegoro dan melupakan Che Guavara
akankah suatu saat masa muda kita diisi Tohpati dan bukan Joe Satriani
kemana perginya Deddy Dhukun, Odie Agam atau Dian Pramana Putra
mengapa hanya ada Avril, Mandy atau
mungkinkah kita merasa bangga dan puas hanya dengan konser Sunyahni
dan meninggalkan hingar bingar konser Java
mengapa modern adalah seteguk vanilla frappucino Starbucks diiringi Jack Johnson
mengapa bukan sesruput kopi Singa diiringi Didi Kempot
kenapa McDonalds lebih laku padahal Nyonya Suharti lebih seksi
sebelum menjadi benar-benar tidak peduli
aku akan terus bermimpi tentang suatu masa
bahwa Harvard akan mengais-ngais belas dari UI demi selembar MOU
bahwa alumni ITS lah yang akan membangun semua gedung hebat di dunia
dan membuat semua orang lupa bahwa gedung Dharmala hasil karya alumni MIT
bahwa dokter-dokter dari UI akan menemukan serum pembawa kebahagiaan
dan menyingkirkan prestasi dokter-dokter dari Cambridge
bahwa bahasa Indonesia akan menjadi bahasa antar galaksi
dan menggeser bahasa Inggris yang hanya mampu menjadi bahasa internasional
bahwa para pejabat UI akan mengenal lebih jauh siapa itu Pak Dowi dan Mas Dani
bahwa Pak Juhari atau Heri tidak perlu menjilat pada para pejabat UI
bahwa tidak perlu lagi ada pagar antara mahasiswa dan dosen dan pejabat
bahwa tidak harus ada lagi istilah ekonomi kerakyatan
karena Pak Marsah sanggup makan siang di Chopstix dan Pak Usman mau makan tongseng di KanSas
bahwa suatu hari panutan kami bukan lagi Hellen Keller atau Stephen Hawkings atau Salvador Dali
karena kami akan lebih kagum pada Mbah Masmundari atau Cak Kartolo dan Cak Sapari atau Romo Mangun
sambil bermaimpi aku akan terus bertanya-tanya
masihkah Pancasila meninggalkan nasionalisme
pada kita semua yang ingin internasionalisme

5.6.05

despite all the loathing


mungkin semua hanya karena aku tak pintar mengujarkan sayang
atau kau hanya terlalu sibuk menaruh impian
serta menagih pengharapan
asal kau tahu,
aku tak pernah ingin menjadi seorang ilmuwan
apalagi menumbuhkan uban-uban penanda seutas rasa percaya
sembari menambahkan kerut-kerut halus pada dahi
sebagai akibat dari indoktrinasi kepada segerombolan pemuda sarat idealisme
aku jauh dari pesimis, aku apatis
empatiku tentang hal-hal yang kau suka telah mati
diriku memang semata-mata tidak ingin bertaruh mencoba menjadi baik
sekarang hanya jahat yang mengendap di pikirku, di hatiku, di otakku, di nuraniku
kadang-kadang manusia tidak diizinkan untuk menikmati angannya
maka nikmatilah yang ada
sejujurnya, bagiku, kau adalah teman berbagi
tidak ada yang menampung amarah dan sekaligus minatku sepertimu
mendengarmu berkilo-kilo jauhnya dan masih mengerti ocehanku
seakan menghapus hari-hari saat aku menilaimu rendah
melenyapkan puluhan tahun masa-masa tanpa sega, nintendo dan barbie
meniadakan aturan tiran tentang kelas tiga ipa
atau sebuah tanggung jawab demi peringkat sepuluh besar di kelas
entah apakah aku pantas kau banggakan
sementara aku seringkali malu memilikimu
seumur hidup mungkin aku tidak akan pernah menyatakan apapun
tapi ingatlah bahwa sepertinya aku bukan lagi tabula rasamu
aku memang mencintaimu
dengan caraku sendiri

with the things you have and have not. forever you will always be what you are now.