10.6.07

menuju mengkuli tinta

kabar baik untuk para pengangguran yang mengidam-idamkan pekerjaan kuli tinta di media. para raksasa media cetak di negeri kita ini sepertinya sedang berlomba-lomba menjala pekerja baru.

silakan bolak-balik.. obrak-abrik.. owat-awut media cetak yang anda punya (terutama yang hari sabtu dan minggu yang isinya iklan melulu). pasti akan anda temukan. gurita-gurita media cetak. kompas. the jakarta post. tempo. tinggal pilih mana yang anda suka.

tapi, kalo boleh, nih, saya ingin nitip saran. meskipun sama sekali belum pernah kerja di media manapun, sayapun masih sempat ngimpi kepingin jadi kuli tinta. dan dari beberapa sahabat yang sempat mencicipi keringat sebagai kuli tinta, sedikit banyak saya berempati. dari mereka saya belajar bahwa:

1. menjadi wartawan itu sebaiknya memang diimbangi dengan kebiasaan menulis, tetapi sepertinya ketahanan fisik dan mental jauh lebih penting.

2. sebaiknya buang jauh-jauh keinginan untuk langsung menjadi samuel mulia. atau ninok leksono. atau maria hartiningsih. atau bahkan bre redana. setidaknya secara instan. apalagi jika daya juang rendah. karena rome wasn't built in a day.

3. jangan mimpi akan segera mengakuisisi catatan pinggir sebab reporter mula itu kecil kemungkinannya dipasrahi menjadi kolumnis. menjadi  reporter itu berarti  berlapang dada ketika hanya judul yang tersisa, sementara seluruh isi tulisan terombak total. menjadi reporter itu artinya berbesar hati menulis tentang kenaikan harga perak mentah ketika sejujurnya hati lebih sreg menulis tentang lesunya bisnis kerajinan perak.

4. tidak perlu buru-buru frustrasi jika impian melompat ke media yang lebih sesuai tidak segera tercapai. jangan putus asa jika masih terjebak dalam jurnalisme komersil. tetap semangat ketika impian untuk terlibat di jurnalisme sastrawi sedikit tertunda.

seperti menikah, menjadi wartawan perlu komitmen. jika anda sudah siap, silakan cetak cv, surat lamaran dan contoh tulisan. jangan seperti saya, terlalu sibuk berempati, sampai-sampai nyalipun menciut. kata goethe "whatever you can do or dream you can, begin it. boldness has genius, power and magic in it.” goethe benar. coba saja.

8 komentar:

alex aceh mengatakan...

Sebagai orang narsis... saya merasa tulisan ini kena di hati...

Njlebb Njlebb begitu... Swas...

*tersedu*

neurotic freeloader mengatakan...

pak bondan aja mulai nulis dari umur 17. jangan buru-buru bayangin langsung jadi kolumnis klo nglamar jadi wartawan. itu saja yang ingin gw sampaikan.

mungkin cuman ambarawa aja yg diperjuangkan selama 6 jam. yang lain.. hmmm may take a lifetime. kata letto 'tetap semangat teguhkan hati sampai nanti sampai mati'

alex aceh mengatakan...

saya memang ndak niat bayangin jadi komunis kalo ngelamar jadi wartawan....
eh, kolumnis?
ohh.... udah ndak ada lagi niat itu, swas... sekarang pengen jadi selebriti... :-"

*keluar*

soen dari mengatakan...

kemana aja dikau???? kapan dikau online???? *kangen*

soen dari mengatakan...

ah, suatu hari dikau pasti bisa jadi kolumnis *yakin*

neurotic freeloader mengatakan...

aku ingin menjadi simanis (dari jembatan ancol)..
mbak ndari: aku masih di bumi.. hanya belum sempat mengunjungi piaraanku ini.
aleks: elu susah jadi seleb.. muke lu agak-agak far away hahahahahaha..

Chika & Muti mengatakan...

mau jadi selebritis? gampang. nongkrong aja di mcdonald's (cabang mana pun). kali-kali bakal disamperin produser untuk ngajak main sinetron. tanpa casting. langsung syuting. kalau sudah main di 1 judul sinetron -- syukur-syukur yang kejar tayang -- mau merambah dunia tarik suara, modeling, presenter, atau tulis-menulis gampang. jangan lupa suruh keluarga, teman, atau mantan pacar untuk membuka rahasia atau aib di depan wartawan infotainmen biar semakin ngetop.

neurotic freeloader mengatakan...

stripping nggak? boljug.. biar bisa kayak naysila mirdad.. menye-menye bentar di tipi tiga bulan bisa punya resort :p