26.4.12

gerutu (17)

saya tahu berpisah dengan pekerjaan dan teman-teman kerja itu sulit. terutama jika seumur hidup bekerja di tempat-tempat dengan bom-bom, tembakan-tembakan berlintasan dan penculikan mengintai setiap saat. serta membuat kami tidak sempat hidup 'normal' menjalin pertemanan maupun percintaan dengan khalayak yang lain. tapi, coba pikir lagi, sebenarnya mereka sedih, karena di akhir pesta perpisahan itu mereka harus pulang ke rumah yang kosong dan menyadari bahwa, mereka akan sendirian hingga mati serta tidak bisa kembali ke kantor keesokan harinya untuk sekedar tertawa dan menghindari tuntutan masyarakat sekitar untuk bahagia. yang konon tolok ukurnya adalah bersuami, beristri, beranak, bercucu, bercicit, berteman. bukan ber-uang, bekerja, berkarir, berkolega. dan bahwa kantor inilah alasan bahwa mereka terlalu sibuk untuk meluangkan waktu untuk berburu sesama manusia demi dijatuhi cinta, dibagi kasih maupun diberi sayang. untuk kemudian bercinta bersama, beranak bersama, bersedih bersama dan berbahagia bersama.

 

sementara bagi kolega-kolega yang ditinggalkan, kami hanya senang karena ada makan-makan gratis dan jam makan siang yang lebih lama untuk hahahihi. siapa peduli mereka akan melakukan apa di kehidupan pasca kantor. berapa dari kami yang masih sempat sms atau e-mail mereka yang sudah tidak bekerja lagi di sini?

 

maka, kadang rasanya miris dengan kantor ini yang terlalu peduli dengan pernak-pernik remeh-temeh melankolis yang berhubungan dengan perpisahan kolega dan justru peduli setan dengan hal-hal yang lebih nyata dan seharusnya kami urus. sebagian orang mungkin menganggap kantor ini sangat kekeluargaan dan blahblihbluh karena selalu menyempatkan diri menghura-hurakan mereka yang kontraknya selesai atau pensiun atau diputuskan hubungan kerjanya.

 

silakan panggil saya bangsat tak berhati, tetapi dulu saya bergabung di kantor ini karena saya pikir kami akan lebih fokus mengentaskan masalah pelik masyarakat rentan di negara-negara kacrut macam negara ini. bukan mengumpulkan prakarya dan scrapbook memorabilia untuk perpisahan seorang kolega. seandainya usaha yang mereka lakukan dan waktu yang mereka luangkan untuk perpisahan sebesar usaha mereka untuk melakukan mandat, visi dan misi kantor ini, saya yakin dunia akan sedikit lebih indah. pekerjaan sayapun akan lebih mudah.

 

and as for farewell, buat saya akan lebih berkesan private lunch/dinner dengan kolega yang paling dekat, daripada dengan seluruh kantor yang pasti pernah saling berujar busuk di belakang punggung. but then again, dengan kolega yang paling dekat, tentu bukan perpisahan, karena, toh, masih akan sering berkirim sms.

Tidak ada komentar: