22.1.08

politik politisi selebriti selebritik

tadi, saya sempat-sempatnya membaca artikel eep saefulloh fatah di kompas (ya iyalah sempat, bos aja sempat fitness). artikelnya tentang selebritis yang politisi.

 

artikel yang agak 'basi' sebenarnya. semua juga tahu, selebritis itu 'gila' popularitas. narsistis. bidang apa saja, asal bisa membuat nama makin beken, pasti dicoba. termasuk jadi politikus. wong jadi garong juga dijabanin. yang penting makin ngetop.

 

si eep, sih, mencontohkan si rano karno (sepertinya, beliau baru saja membaca hasil perolehan suara pilkada tangerang, jadi beliau terinspirasi) yang sedang memimpin perolehan suara di pilkada bupati tangerang. konon menurut eep, 'kemenangan rano menandai sebuah babak baru politik selebriti.' walaupun di paragraf selanjutnya eep mengatakan 'politik selebriti sesungguhnya bukan hal baru.' oh, iya, ini dikutip dari kompas hari ini, selasa, 22 januari 2008.

 

enivei, berpolitiknya selebriti memang bukan hal baru, dan di 'analisis politik'nya, eep juga tidak mengemukakan hal baru. biasalah, pengamat politik suka sok optimis dan berpikir positif. di artikelnya, beliau membahas bagaimana selebriti sering berpolitik tetapi kurang substansif.

 

berbeda dengan pandangan sinis saya, yang memandang bahwa semua politisi itu adalah para filsuf with power. politisi itu suka ngomong tanpa mau repot-repot bertindak. menurut saya, hampir semua orang juga tahu, politisi selebriti ini sebagian besar memang berusaha menjadi dua sosok. pertama, orang yang makin ngetop tidak peduli bagaimana caranya dijabanin juga. kedua, orang yang sangat tidak percaya diri dengan eksistensinya sebagai manusia-manusia penghibur yang konon sering dicap kurang bermodal intelektualitas, yang oleh karenanya berusaha dipandang pintar dengan cara menjadi politisi. untuk sosok yang kedua, pertanyaan yang mungkin muncul, jika ingin dipandang pintar, kenapa tidak menjadi ilmuwan atau peneliti. jawabannya mudah: because they can't.

 

nah, masih bingung mengapa selebriti itu memilih menjadi politisi daripada peneliti? jika masih, sebaiknya anda tidak menjadi peneliti. eh, tetapi, bukan berarti anda bisa jadi politisi juga. karena jadi politisi harus cerdik. harus bisa memperdayai orang yang memiliki massa yang banyak. kan, politisi mengincar kekuasaan. berkuasa berarti memiliki sesuatu untuk dikuasai. selebriti mempunyai massa. politisi perlu massa. politisi perlu kuasa. politisipun memperdaya.

 

menjadi politisi itu mudah karena tidak perlu menganalisa secara klinis segala sesuatu yang akan mereka kemukakan. buat apa? di situlah gunanya ilmuwan. jika semua politisi memikirkan matang-matang ucapan mereka, saya yakin di dunia ini tidak akan ada kekuasaan, dan yang tersisa hanya kebenaran. alangkah indahnya. alangkah utopisnya. alangkah mustahilnya.

 

lho? berarti selebriti yang berubah fungsi menjadi corong kepentingan itu politisi atau bukan? entahlah. anda selebriti atau bukan? mikir, dong!

7 komentar:

Aris Setyawan mengatakan...

Selebriti memang sering kali melakukan segalanya demi popularitas...

ga melulu ngambil langkah politis. mereka bahkan dah berani ngambil cara lain yg sangat2 sakral katanya: pernikahan. coba hitung berapa banyak selebritis kawin cerai tahun kemaren? banyak toh? mereka ga malu kehidupan pribadinya diangkat di media. coz dengan demikian popularitas mereka bertambah. sebagai contoh yah si Sakipulll Jamil....aahhh & Dueeee..wiiieee Perr.siiiii.kkkkk yg belakangan pamornya merangkak naik lg setelah Pul menjatuhkan Talak ke Dedew...

hmmm.....

kalo semua selebritis dan POlitisi mikir popularitas lantas bagaimana rakyatnya...???

REGARDS

Arif Budi Nugroho mengatakan...

yah wong pas jd artis aja kadang bkn kontroversi biar beken, gimana pas jd politisi he4x

nazar udin mengatakan...

Waduh... jadi pengen jadi artis nih... Abis enak, bego aja duitnya banyak.. Hwkakakakkk... Tapi gw setuju sama lo, ndut!!! Gw juga baru baca sebuah artikel di milis dan di sana salah seorang anggota DPR blak-blakan bilang, dulu modal dia untuk jadi anggota dewan sekitar 187juta, dan dalam beberapa bulan udah break event point (alias balik modal). Lagi-lagi is all about the money. Not only power and popularity. Kedua hal itu cuma alat doang. Wahhh... jadi mikir, yang pinter mereka (seleb politisi) atau peneliti yah?

soen dari mengatakan...

well, yang pasti dengan tambah ngetop apalagi di bidang politik, diharapkan tambah orderan buat manggung *emang burung*
yah kalo ga berhasil, itung-itung biar dibilang ngikut arnold shwarzenegger, ronald reagen, ato sapa lagi tuh. hehehe.
lagian artis indonesia sekarang banyakan kalo ngga main sinetron, paling juga artis infotainment. muncul dan terkenal di infotainmet, kagak ngerti dia tuh nyanyi di mana, main pilem di mana, melukis gaya apa, embuhhhh.
manggut manggut aja aaahhhhh

neurotic freeloader mengatakan...

arisgrungies: rakyatnya menangis
epenk: bukan kadang, penk.. seleb itu makan dari kontroversi hehehehehe..
udin: lo udah ada modal, din.. buat jd seleb.. kan tinggal mencet tai lalet langsung berubah jadi ari wibowo hahahahahahaha.. lagian kan lo punya trekrekerd jadi politisi.. lo kan mantan raja-raja kecil (udin kok kecil!).. politisi ef-i-be hihihihihihihihi..
mbak ndari: mending kayak carla bruni aja.. pacaran sama politisi yang kebetulan berkuasa.. makin ngetop.. power pun di tangan.. alangkah indah dunia.. harta tahta dan nama side by side in perfect harmony..

soen dari mengatakan...

indahhhhhhhhhhh..itu tuh yang beneran pinter. jangan tanggung2 yeeeeee

neurotic freeloader mengatakan...

mbak ndari: sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, mbak! makin top aja tuh bruni vs sarkozy..

eh, tapi kalo junichiro koizumi masih jadi perdana mentri.. aku juga mau tuh.. sayangnya aku bukan carla bruni.. (hloooo.. kok curcollll!!!)