7.2.12

his words (2)

dulu, saya sebenernya nggak niat jadi tentara. mestinya saya ke amerika dapat undangan dari fulbright. tapi exit permitnya, itu, lho, kalo sekarang semacam security clearance gitu, nggak keluar. eh, nggak lama saya dapat surat untuk wamil. mereka bilang, nanti sama aja, kok, kamu kami bisa sekolahkan ke luar negeri. akhirnya, ya, saya wamil dari itb. terus saya dikirim ke inggris. disekolahkan dan diangkat anak sama kesultanan johor. eh, pas balik, kok, ijazah saya nggak diakui. tapi, bener, deh, saya pernah ditugasin di timah, itu saya kesel banget. masak orang-orang timah itu pada punya rumah sakit dengan fasilitas mewah yang nggak boleh dimasukin masyarakat umum. sementara kami ini cuman dapet puskesmas. ya, nggak adil, dong. saya bilang ke mereka, kamu dan kami itu seperti ikan dan air, saling membutuhkan. ikan nggak ada air, mati, air nggak ada ikan nggak apa-apa, tapi kurang bagus. jadilah, mereka mulai rutin bikin pesta buat pemerintah setempat, merhatiin lingkungan sekitar. ya, mungkin mereka takut juga, saya tentara. tapi bener, deh, dulu saya kalo jadi komandan berusaha supaya sama-sama enak. akhirnya, ya, waktu saya selesai tugas di sana, masyarakat pada bawain saya sagu yang dibulet-buletin gitu, walaupun, maaf, mungkin kurang higienis, karena dibuletin pakai tangan yang mungkin juga kotor. tapi saya senang. ya, sudah, kalian jangan sampai ketinggalan pesawat lah. ibu sama irfan nanti paling dari jakarta jam tiga. salam, ya, itu buat bu jackie dan bu nita.

-on our visit to the hospital today. get well soon, pak bun-

Tidak ada komentar: